Minggu, 07 Juni 2009

Masih Terfokus Perubahan SDM, Abaikan Pengembangan Organisasi

suarasurabaya.net| Banyak organisasi masih belum sensitif akan kebutuhan perubahan dan pengembangan organisasi. Organisasi masih terfokus pada pengembangan sumber daya manusia, sehingga organisasinya sendiri terabaikan. 

Akibat yang muncul saat ini, ungkap Drs C.D INO YUWONO MA Kepala Departemen Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya, isu reformasi tidak berjalan seperti yang diharapkan. Reformasi yang didengung-dengungkan hanya common sense. 

Pada suarasurabaya.net, Senin (25/05), INO menjelaskan, kondisi yang ada saat ini disebabkan tidak adanya pondasi yang kuat untuk melakukan perubahan. Bisa diibaratkan di sebuah perusahaan dilakukan pergantian pimpinan maupun personal. Namun yang sering diabaikan, tidak adanya perubahan dalam organisasi itu sendiri. Imbasnya, hanya ganti kotak saja tanpa ada perubahan sama sekali di tubuh organisasinya. 

Pemahaman tentang perubahan organisasi, diakui INO, belum dimiliki perusahaan. Misalnya, di perusahaan ada Human Resources Departement (HRD) yang membawahi Organisasi Development (OD). Padahal OD ini fungsinya berbeda dan jangkauannya lebih luas dibandingkan HRD. “Untuk itulah, masyarakat kita perlu diedukasi terhadap sebuah perubahan,”ujar INO. 

Hal senada disampaikan BUDI SETIAWAN M.Psi Ketua Tim Promosi Magister Perubahan dan Pengembangan Organisasi (MPPO) Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. 

BUDI menilai sebagian besar organisasi didesain untuk sukses dalam lingkungan eksternal yang ada. Ironisnya, organisasi tersebut lupa bahwa masa depan bukanlah pengulangan masa lalu dan masa kini. 

Bahkan kenyataannya, lingkungan eksternal terus. Pada sisi internal organisasi, isu personal development didengungkan. Individu dituntut atau difasilitasi untuk mengembangkan sisi terbaiknya. Bahkan beberapa organisasi, mengalokasikan anggaran khusus untuk pengembangan karyawannya. 

”Sekarang bayangkan seorang pemain bola yang terus diasah kemampuannya dan berada pada klub yang tidak berkembang. Terjadi ketidakselarasan dan ini menimbulkan ketidaknyamanan pada sisi personal. Sudah seharusnya, kita selaraskan pengembangan personal dengan perubahan dan pengembangan organisasi,”papar BUDI. 

BUDI menegaskan dari sisi eksternal maupun internal terlihat adanya kebutuhan organisasi akan pengetahuan praktis mengenai perubahan dan pengembangan organisasi. Semakin besar kebutuhan akan lahirnya praktisi perubahan dan pengembangan organisasi. 

Melihat kebutuhan inilah, kata BUDI, Fakultas Psikologi Unair membuka Program Studi MPPO satu-satunya yang ada di Indonesia. Pelaksanaan perkuliahan MPPO dijadwalkan September 2009 sedangkan pendaftarannya hingga 26 Juni 2009. 

”Untuk jumlah mahasiswa kita targetkan cukup 15 orang karena konsep perkuliahan berdasarkan proyek yang harus dianalisa, dikritisi dan dievaluasi mahasiswa. Perkuliahan hanya Sabtu dan Minggu dengan model full day,”ujarnya. 

Dengan adanya MPPO, BUDI berharap, reformasi bisa diwujudkan. Apalagi rata-rata umur organisasi bisnis di Indonesia sangat rendah. “Jangankan di Indonesia, perusahaan multinasional di Jepang dan Eropa, umur organisasi hanya 45 tahun. Lebih ironis lagi, kalau data seluruh perusahaan di Jepang dan Eropa diperhitungkan maka rata-rata umur perusahaan adalah 12,5 tahun. Di Indonesia, bisa jadi baru selevel manajer sudah berhenti,”kata BUDI. 

Selain membuka program MPPO, pihaknya juga menggelar "Shared Learning", Sabtu (30/05) lusa di Hotel Majapahit Surabaya. Narasumber merupakan praktisi dan sukses dalam mengembangkan perusahaannya, diantaranya, CHAIRUL TANJUNG pemilik dan Komisaris Utama Para Group, BAMBANG SETIAWAN Direktur Bank Mandiri dan Dra HERIATI GUNAWAN M.POD Head of Bussines Development Bank Permata.


Dikutip dari http://www.suarasurabaya.net/v05/kelanakota/?id=3b2451afef2b0f56dbb5cff127177403200965414

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari,, Berikan Komentar Anda !!!